Call 081289348221, Jasa Pembasmi Kutu Busuk di Buahbatu Bandung
Call 081289348221, Jasa Pembasmi Kutu Busuk di Buahbatu Bandung, Kami juga melayani Jasa fogging nyamuk, jasa pembasmi tikus, jasa pembasmi kutu kasur, jasa pembasmi sarang tawon , jasa pembasmi kecoa, jasa pembasmi kecoa di mobil, dan jasa penanganan hama lainnya. Kami juga menyediakan dibeberapa kota besar diindonesia, seperti : Bekasi, batam, jakarta, bali, laombok, surabaya, semarang, dan kota besar lainnya.
![]() |
| Call 081289348221, Jasa Pembasmi Kutu Busuk di Buahbatu Bandung |
Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di North Carolina State University, AS ini menyebut bahwa tingkat histamin dari kotoran tungau dapat tetap tinggi selama berbulan-bulan ada di rumah yang dibersihkan dengan baik. "Kutu kasur biasanya hanya dianggap sebagai hama pengganggu, dengan kaliber medis terbatas karena hewan ini tidak diketahui bisa menyebarkan penyakit," ungkap Zachary DeVries, penulis penelitian ini dikutip dari Newsweek, Kamis (15/02/2018). "Temuan kami menentang kepercayaan ini," imbuh peneliti post-doctoral di North Carolina State University tersebut. Untuk mendapat temuan ini, DeVries dan koleganya mengumpulkan debu dari 140 apartemen yang berada di gedung yang sama. Gedung ini diketahui penuh dengan tungau meski sudah dilakukan pengendalian hama. Selanjutnya, para peneliti mengumpulkan sampel lain dari 5 rumah lain yang dianggap bebas hama. Rumah-rumah tersebut berjarak 8 kilometer dari gedung apartemen pertama. Mereka juga mengukur tingkat debu baik sebelum dan sesudah perusahaan pengendali hama melakukan semprotan insektisida dan perawatan panas untuk membasmi serangga ini.
Dari hal tersebut, para peneliti menemukan berbagai zat di dalam debu, mulai dari serbuk sari, kulit manusia, hingga bakteri. Selanjutnya, para ilmuwan secara khusus menganalisis tingkat histamin yang timbul. Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal PLOS One ini menemukan bahwa tingkat histamin tertinggi terdapat di apartemen yang dipenuhi dengan tungau. "Tingkat histamin di tempat tidur yang dipenuhi serangga setidaknya 20 kali lebih tinggi daripada rumah tanpa tungau," ujar DeVries. "Kita harus berhati-hati karena tidak diketahui bagaimana paparan histamin lingkungan mempengaruhi manusia," imbuh DeVries. DeVries mengakui bahwa temuannya mengubah cara pikir manusia tentang kutu busuk. "Jika histamin memiliki efek medis, baik sendiri atau dikombinasikan dengan alergen lainnya, ini benar-benar bisa mengubah cara kita melihat tungau dan bagaimana kita mengendalikannya," kata DeVries. Meski begitu, dia juga menjelaskan bahwa penelitian lanjutan tentang tungau dan histamin yang lebih besar perlu dilakukan. Itu guna mengonfirmasi temuannya sekaligus mengeksplorasi apakah variabel lain dapat mempengaruhi temuan mereka. Selain itu, penelitian terkait dampak kesehatan dari histamin di udara juga perlu dilakukan.

Comments
Post a Comment